A-News.id, Tanjung Selor – Rencana relokasi pemukiman warga yang terdampak pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning-Mangkupadi di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Bulungan hingga kini belum ada kejelasan. Pasalnya pihak pengelola kawasan belum juga melakukan relokasi, sementara progres Pembangunan KIHI Tanah Kuning-Mangkupadi terus berjalan.
Menyikapi permasalahan tersebut, Bupati Bulungan Syarwani, membenarkan jika belum ada tindaklanjut dari pengelola kawasan.
“Terkait relokasi, sampai saat ini belum ada tindakan dari pengelola kawasa. Namun kami (Pemda Bulungan) memastikan akan tetap memperjuangkan pilihan masyarakat yang terdampak dari pembangunan di KIHI itu,” bebernya, Rabu (3/7).
Syarwani berharap pihak pengelola serius menyikapi permasalahan relokasi. Kemungkinan saja ada konsep yang telah disiapkan oleh pengelola kawasan. “Apakah relokasi atau ada konsep lain,” ujarnya.
Lalu pria kelahiran Tanjung Palas itu menyebutkan bahwa pihaknya akan terus mengkomunikasikan lebih lanjut dengan pengelola kawasan dan masyarakat yang terdampak.
“Saat ini lahan relokasi sudah disiapkan oleh pengelola kawasan seluas 50 hektare,” katanya.
Ditanya apakah ada perluasan lahan relokasi, Syarwani menyatakan bahwa hal itu akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. “Jikalau berbicara jumlah. Iya, pasti membutuhkan perluasan. Itu kewenangan dari pengelola kawasan,” ujarnya.
Yang jelas Pemda Bulungan memastikan tidak melakukan pembebasan lahan di kawasan relokasi tersebut. “Jadi 50 hektare itu sepenuhnya milik pengelola kawasan,” ujarnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan komunikasi lebih lanjut antar pengelola kawasan dengan masyarakat. “Namun, sebelum relokasi. Kita minta pengelola kawasan menyiapkan fasilitas umum dan fasilitas sosial,” imbuhnya.
Pemda Bulungan sebelumnya, telah melakukan pembahasan dengan pengelola kawasan terkait tukar menukar aset. Seluruh aset yang masuk di kawasan industri sudah dilakukan penilian tim appraisal.
Dengan adanya ketersediaan fasum seperti kesehatan, pendidikan, persediaan air bersih serta fasos seperti tempat ibadah dan lainnya, kebutuhan dasar warga dapat terpenuhi dengan baik.
“Sebelum dilakukan relokasi saya sudah sampaikan ke pengelola kawasan untuk menyiapkan fasum dan fasos,” pungkasnya. (Lia)