A-News.id, Tanjung Redeb — Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah, menyebut jika saat ini masih banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang belum paham tentang ekspor hasil produknya. Sehingga dibutuhkan pendampingan dan edukasi secara kontinyu.
“Potensi UMKM kita luar biasa, khususnya di sektor kerajinan tangan. Namun banyak yang belum paham, bagaimana cara mengekspor hasil produknya. Ini jadi tantangan tersendiri,” ujar Sari dihubungi Jumat (7/6/2024).
Dikatakannya, untuk masalah ini penting adanya edukasi bagi para pelaku UMKM. Terutama tentang kualitas produk dan standar internasional yang dibutuhkan untuk ekspor.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kontribusi ekspor UMKM di Indonesia masih tergolong rendah, yakni hanya sekitar 16 persen pada 2022 dari total ekspor non migas. Dan pemerintah menargetkan kotribusi ekspor UMKM bisa tembus 17 persen pada 2024 ini. Dimana salah satu strategi untuk mengembangkan UMKM adalah dengan peningkatan akses pembiayaan.
Sementara itu, Pemkab Berau bekerjasama dengan BLU UPBU kelas I Kalimarau, juga telah mengupayakan untuk mendatangkan layanan cargo, yang diharapkan bisa menggenjot peningkatan ekspor produk Berau.
“Saat ini, SN Cargo sedang dalam proses mendapatkan izin untuk melakukan ekspor. Entitas baru yang ingin melakukan ekspor harus memiliki akses kepabeanan. Perizinan ekspor perlu dipenuhi, termasuk persyaratan administrasi dan penunjukan agen serta kepabeanan. Dan di Balikpapan, proses ini sudah berjalan dengan baik,” ujar Kepala Badan Layanan Umum Kantor UPBU Kelas I Kalimarau, Ferdinan Nurdin. (yf.adv)