Follow kami di google berita

Pemerintah Berau Pacu Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil dan Balita

Pemerintah Berau Pacu Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil dan Balita
Pemerintah Berau Pacu Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil dan Balita

A-News.id, Tanjung Redeb  – Pemerintah Kabupaten Berau terus mengintensifkan program pemberian makanan tambahan (PMT) sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting di wilayahnya. Program PMT, yang ditujukan untuk balita dan ibu hamil, berfokus pada peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat, terutama mereka yang terindikasi mengalami stunting.

Stunting masih menjadi persoalan serius di Indonesia, dan hal ini mendorong pemerintah untuk merancang langkah-langkah konkret dalam menekan angka kasusnya. Di Berau, pemerintah setempat gencar melaksanakan intervensi melalui pemberian makanan tambahan yang menyasar ibu hamil dan balita dengan status gizi kurang.

Asisten I Pemerintahan, Hendratno, menyatakan bahwa pemberian makanan tambahan ini merupakan salah satu bentuk intervensi penting dalam mencegah stunting. Menurutnya, asupan gizi yang diterima balita maupun janin yang dikandung sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka. “Ini menjadi faktor penentu tumbuh kembang anak, terutama bagi balita dan bayi yang masih dalam kandungan,” ungkap Hendratno dalam keterangannya.

Pemkab Berau juga mendorong kader posyandu yang menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu dan balita untuk mengoptimalkan pelaksanaan program ini. Hendratno menambahkan bahwa makanan tambahan berbahan pangan lokal menjadi potensi besar yang dapat dimaksimalkan untuk mengatasi stunting. “Dengan memanfaatkan pangan lokal, kita bisa menciptakan potensi luar biasa dalam mencegah dan menangani stunting di Kabupaten Berau,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Lamlay Sarie, turut menekankan pentingnya memanfaatkan bahan pangan lokal dalam program PMT. Menurutnya, selain memberikan makanan tambahan, edukasi terkait gizi dan kesehatan juga sangat diperlukan untuk mendorong perubahan perilaku. “PMT tidak hanya soal memberikan makanan, tapi juga harus disertai dengan edukasi mengenai pentingnya ASI, pemberian makanan pendamping yang tepat, serta kebersihan dan sanitasi keluarga,” jelas Lamlay.

Lamlay juga mengakui bahwa meskipun ketersediaan pangan lokal di Kabupaten Berau cukup beragam, pemanfaatannya sebagai bahan makanan tambahan belum optimal. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan berupaya melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan PMT di berbagai puskesmas.

Sebagai bagian dari realisasi anggaran DAK non-fisik tahun 2024, dana untuk pelaksanaan PMT telah disalurkan ke seluruh puskesmas di Berau yang mendapatkan alokasi. “Kami akan terus memantau pelaksanaan program ini di lapangan, termasuk mengidentifikasi hambatan dan kendala yang mungkin dihadapi, sehingga efektivitas program dapat terus ditingkatkan,” pungkas Lamlay. (yf/adv)

Bagikan

Subscribe to Our Channel