A-News.id, Tanjung Selor — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai ekspor barang dari Kalimantan Utara (Kaltara) selama periode Januari hingga Agustus 2024 mengalami lonjakan signifikan sebesar 10,04 persen, mencapai angka US$ 136,62 juta.
Peningkatan ini menunjukkan perbedaan mencolok dibandingkan bulan Juli yang tercatat hanya sebesar US$ 124,15 juta. Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai, menyatakan bahwa kenaikan ini didorong oleh meningkatnya ekspor barang non-migas, yang menjadi pilar utama dalam komposisi ekspor Kaltara.
Mas’ud menjelaskan, kontribusi terbesar berasal dari kelompok barang hasil tambang yang mencatatkan kenaikan ekspor hingga 8,34 persen. Selain itu, sektor industri mengalami lonjakan yang cukup signifikan, mencapai 23,53 persen, sementara hasil pertanian juga naik 9,15 persen. Namun, perlu dicatat bahwa ekspor gas alam mengalami penurunan drastis hingga 70,60 persen.
“Peningkatan ekspor Kaltara ini didorong oleh komoditi non-migas. Total ekspor non-migas dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai US$ 1.709,88 juta,” ujar Mas’ud, Selasa (8/10).
BPS Kaltara juga mencatat bahwa ekspor asli Kaltara di bulan Agustus 2024 mencapai US$ 133,55 juta, meningkat 16,47 persen dibandingkan bulan Juli yang hanya mencapai US$ 114,67 juta. Peningkatan tersebut disokong oleh sektor hasil tambang yang mencatat ekspor senilai US$ 96,81 juta (naik 8,34 persen), sektor industri yang meraih US$ 30,91 juta (melonjak 70,44 persen), serta hasil pertanian sebesar US$ 4,73 juta (naik 37,30 persen).
Mas’ud juga menambahkan bahwa tidak semua ekspor dari provinsi ke-34 ini dilakukan melalui pelabuhan di Kaltara. Beberapa pengiriman juga dilakukan melalui pelabuhan di Jawa Timur (sumbangsih US$ 5,21 juta), Sulawesi Selatan (US$ 1,71 juta), dan DKI Jakarta (US$ 0,0005 juta).
Adapun, negara tujuan utama ekspor melalui pelabuhan di Kaltara pada Agustus 2024 adalah China, Filipina, Jepang, India, dan Korea Selatan, dengan nilai masing-masing mencapai US$ 64,50 juta, US$ 28,25 juta, US$ 14,49 juta, US$ 9,45 juta, dan US$ 7,41 juta.
“Ekspor ke lima negara tersebut menyumbang peningkatan ekspor hingga 90,84 persen jika dibandingkan dengan bulan Juli 2024,” ungkapnya.
Dalam catatan BPS, sejumlah negara mengalami peningkatan nilai ekspor, termasuk China, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Malaysia. Namun, di sisi lain, negara India dan Vietnam justru mencatat penurunan dalam jumlah ekspor. (Lia)