A-News.id, TARAKAN- Kasus meninggalnya siswa kelas 2 disalah satu sekolah dasar negeri Tarakan mendapat tindaklanjut dari Dinas Pendidikan (Disdik) Tarakan. Dalam kasus ini, Disdik melibatkan Satgas Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).
“Kami sudah mendapatkan informasi penanganan yang dilakukan oleh TPPK SDN tersebut, seperti penanganan mediasi yang telah dilakukan sebelum meninggalnya korban. Namun ini masih perlu ditelusuri lebih lanjut,” ungkap Ketua Satgas TPPK Disdik Tarakan, Kamal kepada awak media, Jumat (8/11).
Dikatakan Kamal, pihaknya perlu melakukan penelusuran lebih lanjut mengenai korban yang meninggal dunia, apakah berkaitan dengan kasus pemukulan yang dilakukan teman sebayanya, FA atau tidak.
“Penyampaian kami dengan apa yang disampaikan oleh pihak sekolah itu sama. Tapi penyebabnya kami belum bisa ambil kesimpulan, karena harus melihat hasil kajian lebih dulu,” tegas Kamal.
Lebih lanjut dikatakan Kamal, dalam kasus meninggalnya korban kelas 2 SD ini seharusnya dikomentari langsung oleh seseorang yang berkompeten, karena ini membutuhkan keterangan yang jelas mengenai penyebab korban meninggal dunia.
Untuk itu, dalam hal ini lanjut Kamal pihaknya menunggu hasil kajian. Sebab hingga kini pihaknya belum dapat memberikan komentar lebih lanjut dikarenakan korban telah meninggal.
Kamal juga meyakini bahwa kasus ini telah meruak dikalangan masyarakat. Namun persoalan benar atau tidaknya bergantung pada hasil kajian.
Kamal kembali mereview kasus pemukulan yang terjadi kepada korban pada Agustus 2024 lalu. Pasca pemukulan terjadi, korban dua kali masuk ke rumah sakit karena terjadi pembengkakan pada daerah mata. Saat itu, kedua orang tua korban menghadap Kamal yang saat itu masih berada dibidang Pendidikan Dasar (Dikdas).
“Orang tua korban menyampaikan untuk berusaha mencari bantuan dana guna pengobatan korban. Kepsek sudah sangat aktif mencari jalan, dan bahasa yang disampaikan oleh orang tua korban ke saya hampir sama dengan statement kepsek,” ungkap Kamal.
Pasca dipukul, wajah korban tidak menunjukkan bekas pukulan atau memar. Hanya saja, ketika malam datang, bagian matankorban perlahan membengkak. Alhasil, kedua orang tua baik pelaku maupun korban dimediasi, namun keduanya ternyata sama-sama memiliki ekonomi yang sulit.
Hanya saja saat itu niat orang tua pelaku untuk membantu korban diakui Kamal, ada. Disatu sisi, Kamal melihat korban yang telah meninggal dunia namun disisi lain, kondisi psikologi FA juga menjadi beban. Sehingga pihaknya membutuhkan waktu untuk memberikan keterangan lebih lanjut.
“Makanya kami masih menunggu, karena kesimpulannya penyebabnya masih belum bisa kami terangkan, baik itu Disdik maupun Satgas,” jelasnya.
Hingga kini, lanjut Kamal, Disdik Tarakan belum mengambil langkah ke rumah sakit dikarenakan kondisi orang tua korban yang masih berduka.
“Jadi ditenangkan dulu sambil menunggu waktu. Karena kesimpulan semua bukan kita yang tentukan. Kami dari tim satgas berencana panggil kembali tim TPPK sekolah yang satgas sekolah untuk momentum dievaluasi,” jelasnya.
Namun menurut Kamal, permasalahan ini memang harus segera ditangani. Namun ia merasa tidak dapat menyalahkan tim TPPK sekolah, sebab saat kejadian tersebut dimediasi telah diupayakan.
“Kami berbelasungkawa atas meninggalnya korban. Yang jelas harus ada yang berkompeten untuk memaparkan mengenai kasus ini. Jujur kami belum berkompeten, kita belum mengerti,” pungkasnya. (bro)