A-News.id, Tarakan — Pasca dilakukannya pertemuan antara Pemerintah Kota Tarakan bersama Pelita Air, membuat Pelita Air dinantikan agar segera beroperasi sebelum satu bulan kedepan. Hal tersebut diungkapkan PJ Wali Kota Tarakan, Dr. Bustan, M.Si.
Maskapai di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, Pelita Air ini dinilai Bustan menjadi salah satu transportasi udara yang dinantikan masyarakat Kalimantan Utara, sebab saat ini transportasi udara yang beroperasi di Kaltara terbilang terbatas.
“Kami mau dengan bergabungnya Pelita Air ini bisa memenuhi kebutuhan transportasi udara di Kaltara. Apalagi sebelumnya yakni setelah lebaran itu banyak masyarakat yang susah pulang kembali ke Kaltara karena kehabisan tiket pulang,” katanya.
Selain sulitnya mendapatkan tiket, masyarakat Kaltara juga dilema terhadap harga tiket yang berujung pada keadaan ekonomi di Kaltara. Apalagi saat ini, transportasi udara menjadi salah satu penyebab inflasi ditahun 2024 ini.
“Jadi secara indikator penyumbang inflasi Maret hingga April ini adalah transportasi udara sebesar 6,28 persen. Kita juga mengalami tren peningkatan mounth to mount Maret dari angka 0,1 persen menjadi 0,58 persen,” bebernya.
Untuk itu, dikatakan Bustan bahwa pihak Pelita Air ini diharapkan segera memberi kabar dalam waktu yang tidak panjang. Sebab pihaknya membutuhkan jawaban yang cepat dari pihak Pelita Air.
“Saya maunya secepat mungkin. Tapi kan pihak Pelita Air juga butuh studi kelayakan dan diskusi internal dulu. Respon Pelita Air juga positif sekali, semoga sebulan kedepan ada kabar baik,” harapnya.
Harapan pengoperasian Pelita Air ini dinilai Bustan menjadi hal yang penting guna meningkatkan pendapatan di Kaltara yang perlu didukung dari sektor transportasi. Apalagi Kaltara saat ini masih membutuhkan tambahan transportasi udara.
Sementara itu, Erick Tim Komersial Reguler Pelita Air di Jakarta mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap standar yang sesuai regulasi, keamanan dan maintenance dalam penerbangan.
Namun, lanjut Erick tahun ini pihaknya menargetkan untuk mengoperasikan 18 pesawat dengan jenis airbush A30200 dengan kapasitas 180 kursi penumpang. Sementara untuk harga tiket pesawat akan sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan oleh Kemenhub.
“Kan sudah ada tarif batas atas dan batas bawah, nanti kami sesuaikan dengan itu,” tegasnya.
Sementara itu, Erick menyatakan pihaknya belum dapat memastikan pengoperasian Pelita Air di Kaltara sebab pihaknya masih membutuhkan data seperti frekuensi penerbangan dan kajian yang komprehensif serta indikator makro mikro, operasional dan security. (bro)