A-news.id, Tanjung Redeb — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap jika 7 kabupaten/kota di Kalimantan Timur masuk kategori Waspada, dimana Kabupaten Berau termasuk salah satunya. Peringatan dini curah hujan tinggi pun dirilis setiap hari, untuk memberikan warning bagi masyarakat.
Dari total 10 kabupaten/kota di Kaltim yang juga mengalami kondisi serupa, hanya 3 daerah yang tidak termasuk kategori Waspada, yaitu Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Paser.
Berdasarkan rilis yang dikeluarkan BMKG, curah hujan tinggi dengan kategori waspada ini memiliki intensitas 150 hingga 200 milimeter per dasarian atau selama 10 harian. Perkiraan itu berdasarkan tinjauan parameter iklim secara umum atau global atau regional, dari hasil monitoring El Nino Southern Oscillation (ENSO) Dasarian I Desember 2024, yang menunjukkan indeks ENSO berada pada – 0.68 atau negatif.
Dalam keterangan resmi Kepala Seksi Data dan Informasi (Kasi Datin) Stasiun Meteorologi (Stamet) SAMS Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida, menyampaikan informasi peringatan dini cuaca dan iklim di Provinsi Kaltim untuk periode dasarian (10 harian) III Desember 2024.
“Perlu menjadi kewaspadaan untuk potensi bencana hidrometeorologi (suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi),” katanya.
Dampak dari fenomena ini dapat mengakibatkan hilangnya nyawa, cedera, atau dampak kesehatan lainnya. Misalnya kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, serta kerusakan lingkungan.
“Untuk seluruh wilayah zona musim Kaltim masih mengalami musim hujan. Dengan perkiraan cuaca 10 harian, mulai 21 hingga 31 Desember 2024, hampir seluruh wilayah Kaltim akan mengalami hujan lebat,” tambahnya.
Berdasarkan indeks ENSO, diprediksi fase netral adalah pada Januari 2025. Sedangkan pada Februari hingga April 2025 diprediksi ada potensi La Nina lemah.
BMKG Berau sendiri intens memberikan informasi terkait perkembangan cuaca setiap harinya. Bahkan, imbauan-imbauan bagi masyarakat yang akan berlibur selama Nataru, diminta lebih waspada dengan perubahan cuaca yang tak menentu.
Angin kencang yang menyebabkan pohon roboh, longsor hingga gelombang laut yang cukup tinggi, harus menjadi pertimbangan bagi masyarakat baik yang akan berlibur, maupun yang hendak melakukan perjalanan ke luar kota.(mel)