Follow kami di google berita

Dari Kampung Menuju Pasar Internasional, Kakao Fermentasi Berau Diakui Publik

A-News.id, JAKARTA – Salah satu komoditi yang sedang gencar dikembangkan Kabupaten Berau adalah Kakao. Dengan menggandeng berbagai pihak menggelar pelatihan, saat ini juga berkembang hingga ke pengolahan biji kakao fermentasi menjadi berbagai produk makanan dan minuman.

Produk ini ternyata sukses menembus pasar nasional hingga internasional. Untuk pengolahan kakao fermentasi, dikerjakan oleh kelompok perempuan Kampung Merasa. Sementara para petani, dibantu menyusun standar budidaya untuk meningkatkan kualitas kakao,b sehingga bisa menembus pasar premium.

Upaya peningkatan mutu kakao, membuahkan hasil dengan adanya pengakuan publik terhadap kakao Merasa, sebagai salah satu dari delapan kakao fermentasi berkarakter unik, otentik, dan spesifik dalam seleksi nasional menuju Cocoa of Excellence di Paris, Perancis, pada tahun 2021 lalu. Dan dua tahun kemudian, diluncurkan Single Origin Cokelat Kampung Merasa 74% bersama Pipiltin Cocoa, artisan cokelat premium di Indonesia.

Selain itu, olahan produk turunan kakao fermentasi buatan petani, juga dipasok ke kedai di ibu kota kabupaten dan dipasarkan kepada para tamu yang berwisata ke kampung.

“Harga kakao saat sedang mencapai rekor tertinggi. Ini bisa menjadi momentum yang baik untuk terus meningkatkan kualitas kakao di Berau, agar petani juga semakin sejahtera,” ujar Irvan Helmi, Co-Founder Pipiltin Cocoa.

Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto dalam kesempatan yang sama menyebutkan, Kampung Merasa di Kabupaten Berau merupakan contoh konkret, bagaimana pelestarian alam bisa sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. YKAN menurutnya, secara konsisten terus bermitra dengan pemerintah pusat maupun daerah dalam mendukung pembangunan hijau yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama pelestarian alam.

“Melalui perhutanan sosial, kami mendampingi desa-desa dalam memetakan potensi yang mereka miliki. Selanjutnya, mereka kami dampingi dalam mengembangkan sumber mata pencaharian yang ramah dengan alam sehingga kesejahteraan terpenuhi dan alam tetap lestari,” kata Herlina.

Direktur Program Teresterial YKAN, Ruslandi menambahkan, dengan adanya program ICS, warga Kampung Merasa bisa mendapat pendampingan dalam menerapkan praktik budi daya yang baik atau Good Agriculture Practice. Dalam hal ini, warga Kampung Merasa bisa berbudidaya kakao secara agroforestri, yaitu menanam kakao yang dikombinasikan tanaman kehutanan.

Upaya ini tidak hanya melindungi alam dari kerusakan, namun juga melindungi produsen dari paparan bahan kimia, dan menghasilkan produk berkualitas bagi produsen.

“Pada akhirnya, kami ingin membantu kelompok petani kakao untuk memiliki mata pencaharian berkat pengelolaan hutan secara berkelanjutan, mendukung perempuan untuk mencapai kemandirian dan kewirausahaan berkelanjutan melalui pengelolaan kakao dan produknya. Sekaligus juga memulihkan dan melindungi hutan serta menghindari deforestasi dan mengurangi emisi gas rumah kaca,” sebut Ruslandi. (mel)

Bagikan

Subscribe to Our Channel