A-News.id, Tanjung Redeb –– Penerangan Jalan Umum (PJU) di sekitar perkotaan Tanjung Redeb dinilai masih banyak yang belum maksimal. Hal ini berdampak pada pengguna jalan yang sering melintas pada malam hari. Terlebih, seringkali terdapat korban akibat minimnya penerangan jalan.
“Kalau kurang penerangan istilahnya kecelakaan, mungkin rawan penjambretan kriminal. Kalau di Murjani (nama jalan) itu kita belum sampai kesana, ada beberapa di sana sampai perumahan korpri kesananya kan belum di situ karena faktor anggaran,” jelas Hamka, Kepala Seksi Sarana Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Berau.
Minimnya anggaran untuk PJU membuat pengadaan jaringan pemasangan lampu serta perlengkapannya belum dapat dipenuhi, sementara ini anggaran yang dapat digunakan hanya untuk suku cadang apabila ada perbaikan lampu jika terjadi kerusakan.
“Jadi kalau yang penambahan baru, kadang-kadang faktor anggaran, karena untuk penambahan baru kita minimal harus pembukaan box baru dan itu prosesnya harus ke BPKAD untuk melaporkan bahwa ada penambahan meter yang baru,” ujarnya.
Tidak hanya di Jalan Murjani dan sekitarnya, di Jalan Sultan Agung juga menjadi prioritas oleh Dishub Berau mengingat jalur tersebut sudah mulai padat dan rawan kecelakaan.
Lanjutnya, melihat di jalan yang kurang penerangan tidak terdapat jaringan apapun untuk penyambungan, walaupun ada, juga perlu anggaran untuk menaikkan daya listrik serta pembelian kabel baru.
“Sementara yang kita beli ini ada, tapi hanya terfokus untuk jaringan yang sudah ada atau lama, yang diganti ini jaringan yang sudah tidak bisa kita pertahankan lagi, kadangkan ada kabel yang harus diganti,” imbuhnya.
“Bukit ria juga, perlu ada penambahan meteran baru, untuk memasang penerangan disepanjangan jalan,” katanya.
Anggaran saat ini diakui Hamka, telah termasuk untuk perawatan jaringan di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Berau, kemungkinan sementara ini akan di pasang rambu.
“Jangankan itu, Rp 1 Miliyar aja tidak tembus untuk 12 kecamatan dengan 210 kampung. Sampean bayangkan saja dengan anggaran segitu, dan anggaran itu sudah termasuk honor perjalanan teman-teman mengawasi perbaikan, jadi 500 itu tidak khusus untuk lampu,” tegasnya.
Hamka juga menambahkan, selama ini tim dari Dishub juga turun tangan untuk membantu pihak ke tiga yang tidak bisa tercover, karena pihak ke tiga dengan anggaran yang minim sehingga beberapa titik perbaikan terbatas.
“Sisanya teman dari Dishub yang menjadi teknisi,” tambahnya.
Diharapkan Hamka agar pemerintah daerah khususnya yang menangani anggaran untuk PJU dapat diprioritaskan, mengingat rata-rata saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) meminta agar setiap kampung dibangun PJU.
“Dan ketika kita menghadapi IKN kalau Kabupaten Berau gelap, bagaimana pandangan orang. Karena lampu mencerminkan daerah itu indah, ketika terlihat lampu dengan terangnya agar dapat menghindari kriminalitas dan Lakalantas,” tutupnya. (ryn)