A-News.id, TARAKAN- Proses pemilihan suara ulang (PSU) yang digelar di Tarakan Tengah, mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Pasalnya, jumlah pemilih pada pelaksanaan pemilu yang digelar bulan Februari 2024 lalu mendapatkan hasil 78,96 persen, namun kini menjadi 69,38 persen. Sehingga selisih jumlah pemilih pada Februari dan Juli ini menyentuh angka 7,58 persen.
Kepada awak media, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tarakan, Dedi Herdianto menjelaskan bahwa pihaknya telah memaksimalkan agar pelaksanaan PSU setidaknya tidak mengalami penurunan jumlah pemilih. Sebab, dalam hal ini KPU Tarakan telah menggelar sosialisasi ke masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial.
“Kami sudah jauh-jauh hari menyelenggarakan sosialisasi secara massif, bahkan hari libur pun kami lakukan dengan harapan partisipasi masyarakat setidaknya tidak berkurang dari jumlah pemilih yang diselenggarakan pada Februari 2024 lalu. Tapi malah menurun,” ungkap Dedi.
Penurunan jumlah pemilih ini, dikatakan Dedi belum diketahui pasti kendalanya. Namun pihaknya memperkirakan adanya beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya jumlah pemilih, diantaranya rasa antusias masyarakat yang cenderung menurun dikarenakan harus melakukan pemilihan ulang, apalagi yang menyelenggarakan PSU hanya berada dikawasan Tarakan Tengah saja.
Permasalahan yang lain yang diduga pihaknya ialah kebijakan dari pihak instansi maupun perusahaan yang tidak memberikan hak libur bagi pekerja untuk melaksanakan PSU. Sehingga hal inilah yang membuat masyarakat enggan menggunakan hak pilihnya pada PSU yang diselenggarakan pada 13 Juli 2024 lalu.
“Kami tidak bisa menerka-nerka secara pasti apa yang menyebabkan PSU ini berkurang jumlah pemilihnya. Tapi yang pasti berbeda rasanya saat pemilu serentank yang digelar pada 14 Februari 2024, rasanya itu masyarakat lebih antusias karena seluruh Indonesia melakukan pemilihan” terang Dedi.
Meski begitu, disisi lain dirinya bersyukur karena pelaksanaan PSU berjalan lancar dan sesuai dengan harapan. Sehingga penurunan jumlah pemilih ini pun tidak terlalu berdampak signifikan pada hasil pemilihan calon legislatif Tarakan Tengah.
“Alhamdulillah semua lancar. Memang ada kendala pada penurunan jumlah pemilih, tapi tidak ada insiden selama PSU. Ini PR untuk kami (KPU Tarakan), selanjutnya kami masih tunggu arahan KPU,” pungkasnya. (bro)