A-News.id, TANJUNG REDEB – Bencana banjir beberapa waktu lalu yang menenggelamkan hingga 9 kampung di Kabupaten Berau, juga mengakibatkan akses pendidikan terhambat. Pasalnya, sarpras pendidikan banyak yang mengalami kerusakan akibat banjir tersebut.
“Banyak sekolah terdampak, mulai dari longsor hingga banjir. Ini bukan sekadar soal bangunan rusak, tapi soal terganggunya masa depan anak-anak kita,” tegas Anggota DPRD Berau, Arman Nofriansyah beberapa waktu lalu.
Ia menekankan pentingnya langkah cepat dan strategis dari pemerintah daerah untuk mengatasi dampak bencana yang merusak fasilitas sekolah. Menurutnya, proses pembelajaran yang seharusnya berjalan normal kini terhambat, bahkan terhenti di beberapa lokasi.
Ia mendorong agar anggaran pendidikan dalam APBD, difokuskan untuk membiayai pembangunan Ruang Belajar Mengajar (RBM) di titik-titik terdampak, sehingga kegiatan belajar-mengajar bisa kembali berjalan lancar.
“Untuk anggaran pendidikan dari APBD, saya harap bisa lebih dimaksimalkan untuk menyelesaikan persoalan yang mendesak, terutama pembangunan RBM di sekolah yang terkena longsor,” ujarnya.
Arman juga menilai bahwa proporsi anggaran pendidikan yang selama ini dialokasikan, yakni 20% dari APBD, belum sepenuhnya cukup jika dibandingkan dengan tantangan nyata di lapangan. Terlebih dalam kondisi bencana, dimana kebutuhan meningkat drastis dan harus ditangani dengan cepat.
Ia berharap pemerintah tidak hanya terpaku pada angka dalam laporan keuangan, tetapi benar-benar hadir dengan kebijakan yang berpihak kepada kebutuhan masyarakat, terutama anak-anak yang kini kehilangan ruang belajar mereka. (Adv)