A-News.id, Samarinda – Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji menyoroti isu terkait sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) yang mencapai Rp 6 Miliar di kepimimpinan Isran Noor-Hadi Mulyadi.
Hal itu diungkapkannya usai jawaban calon Gubernur (cagub) urut 1, Isran Noor menanggapi permasalahan Silpa dengan santai. Bahkan Isran Noor menjawab “Lebih baik jadi Silpa, Kalau jadi Silpa, pada anggaran selanjutnya akan masuk lagi dan bisa digunakan dengan lebih bijak.”
“Silpa itu menandakan adanya ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola anggaran secara efektif. Kalau kita diberikan anggaran Rp 1.000, artinya isemuanya digunakan untuk kebutuhan masyarakat, bukan disisakan. Kalau uang itu tidak habis digunakan, maka pada tahun berikutnya kita hanya akan diberikan alokasi anggaran yang lebih kecil,” Ungkap Seno Aji saat ditemui awak media. Jum’at (25/10/2024).
Tak hanya itu, Seno Aji menjelaskan Silpa itu menunjukkan kurang optimalnya kinerja pemerintah dalam merencanakan dan melaksanakan program-program pembangunan. Ia mengingatkan masyarakat untuk lebih kritis memahami Silpa sebagai indikator yang berdampak langsung pada kesejahteraan.
Jika anggaran tidak terserap dengan baik, potensi pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, dan program sosial lainnya menjadi terhambat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menuntut transparansi dan akuntabilitas dari pemerintah dalam pengelolaan anggaran agar tujuan pembangunan bisa tercapai secara efektif.
“Silpa itu bukan hal yang baik, bukan tanda efisiensi, melainkan bahwa pemerintahan tidak bekerja secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat,” Jelas Seno Aji.
Mantan wakil ketua DPRD Kaltim tersebut tak tinggal diam. Dirinya menilai bahwa jawaban paslon urut 1 tak memiliki cukup untuk menjelaskan alasan dari masalah Silpa.
“Ini harus diluruskan ke masyarakat. Silpa dalam jumlah besar bukanlah hal yang baik. Jika pemerintah tidak dapat menghabiskan anggaran yang sudah disediakan, itu berarti pemerintah tidak mampu bekerja dengan baik,” Tegas Seno.
“Saya kasih contoh, dulu kita dikasih Rp 1.000, kembalian kita Rp 100. Seharusnya Rp 1.000 itu habis, tapi karena kita nggak bisa menghabiskannya, tahun depan kita hanya akan dikasih Rp 900. Rugi, kan? Kalau anggaran tidak habis, maka alokasi tahun depan berkurang. Ini yang harus dipahami oleh masyarakat,” Sambungnya.
Untuk itu, Seno Aji mengajak masyarakat Kaltim untuk bisa memahami pentingnya pemanfaatan anggaran yang tepat dalam pembangunan dan kesejahteraan rakyat.