ANEWS, Tanjung Redeb – Bertempat di ruang rapat Sangalaki, Kantor Bupati Berau, pemerintah daerah menggelar rapat koordinasi terkait penanganan covid-19 yang kini makin mengkhawatirkan, Selasa (17/11/2020).
Hal tersebut menyusul puluhan karyawan tambang dari PT SIS BMO yang terkonfimasi positif virus corona sejak hampir sepekan lalu. Dari rapat yang digelar ini pihak perusahaan mengakui kalau asal mula penyebaran berawal dari seorang karyawan tambang yang keluar dari mess perusahaan tanpa izin dan tidak sesuai dengan prosedur.
“Selain itu yang bersangkutan beberapa hari selanjutnya baru ketahuan sakit, tapi lantaran karyawan yang bersangkutan mengakui tidak pernah keluar dari mess makanya tidak disangkakan terpapar covid-19,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi saat ditemui awak media usai rapat koordinasi.
Lebih lanjut, Iswahyudi menyampaikan, selang beberapa waktu kemudian barulah pihak perusahaan mendapat informasi karyawan yang bersangkutan pernah keluar mess. Sehingga barulah dilakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR), dan didapati hasilnya positif covid-19.
“Dari segi sistem prosedur pihak perusahaan sudah cukup bagus, namun dari segi personel yang kurang disiplin, sehingga terjadi klaster lokal,” katanya.
Bahkan, Iswahyudi memastikan, melonjaknya angka penyebaran kasus positif covid-19 di lingkungan perusahaan karena ada salah satu protokol kesehatan yang tidak dilakukan secara baik secara pribadi antar karyawan.
“Kita sesalkan juga kurangnya koordinasi antar pihak perusahaan dan tim satgas Kabupaten Berau, karena apa yang terjadi di lingkungan perusahaan mereka, sedangkan masih dalam lingkup wilayah Berau, kita khawatirkan punya potensi bisa menyebar luas hingga ke lingkungan masyarakat,” tambahnya.
Saat dimintai keterangan terkait kasus ini, pihak dari PT SIS BMO enggan memberikan komentar kepada awak media. (myk)
Leave a Reply